POLRES PEKALONGAN KOTA – TERHITUNG sejak Sabtu (28/2) hingga sepekan mendatang, rumah berdinding bambu milik warga miskin itu dibedah secara total. Ia mendapat bantuan rehab rumah dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) setempat, dan Polres Pekalongan Kota.
Berbeda dengan bedah rumah yang biasa dilakukan. Rehabilitasi rumah seluas 4,6 x 6 meter yang dihuni lima orang itu mendapat bantuan tenaga ekstra dari puluhan anggota Polres Pekalongan Kota, dan Polsek Buaran. Pihak Polres dan Polsek setempat juga memberikan bantuan sejumlah material, berupa semen, keramik untuk lantai, serta kusen pintu dan jendela.
Rumah milik Utik itu memang masuk kategori kurang layak huni, dan kurang sehat. Rumah itu hanya memiliki satu kamar. Dinding rumah terbuat dari bambu yang sudah berlubang di sana-sini. Begitupun dengan kondisi atapnya. Sudah banyak genting yang bocor. “Alhamdulillah, sekarang ini kami mendapat bantuan bedah rumah. Tentunya kami sangat bersyukur dan berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami. Tadinya, kalau hujan, banyak air hujan yang masuk karena genting banyak yang bocor. Akibatnya kami sekeluarga tidak bisa tidur nyaman di dalam rumah,” ungkap Janda yang mengaku sudah tidak bekerja ini.
Sebenarnya, niat untuk memperbaiki rumahnya sudah ada sejak lama. Namun lantaran keterbatasan ekonomi, kondisi rumah tak layak huni miliknya tak kunjung bisa diperbaiki.
Selama ini, seluruh kebutuhan rumah tangga mengandalkan pendapatan dari anak sulungnya yang bekerja sebagai buruh jahit di sebuah konveksi, serta dari pendapatan sang kakak kandung, Udi (45), yang bekerja sebagai buruh batik.
Beruntung, kondisi yang dialami Utik dan keluarganya itu mendapat perhatian dari BKM setempat. BKM Mandiri Kelurahan Bligo, akhirnya sejak setahun lalu merencanakan untuk membedah rumah milik Utik agar lebih layak huni, lebih nyaman, dan lebih sehat.
Namun, dana BKM yang akan dipakai untuk rehab rumah Utik terbatas. Kondisi tersebut akhirnya terdengar oleh pihak Polsek Buaran. Berawal dari laporan yang diterima oleh Babhinkamtibmas setempat, Aiptu Didik Bagyo, yang selanjutnya memberikan informasi itu ke Kapolsek Buaran AKP Agus Riyanto, yang kemudian diteruskan pula ke Kapolres Pekalongan Kota AKBP Luthfie Sulistiawan dan jajarannya.
Ibarat gayung bersambut, Polsek Buaran maupun Jajaran Polres Pekalongan Kota akhirnya berkomitmen ikut membantu melakukan rehab terhadap rumah milik warga kurang mampu tersebut.
“Bedah rumah ini merupakan salah satu program Kapolres Pekalongan Kota dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat. Ternyata dari Bhabinkamtibmas kita, ada laporan rumah milik warga Bligo yang tidak layak huni dan butuh bantuan untuk direhab,” ungkap Kapolres Pekalongan Kota, melalui Kapolsek Buaran AKP Agus Riyanto.
“Sedangkan dana bantuan dari BKM terbatas. Akhirnya kita merespon dengan ikut berkontribusi memberi bantuan, baik tenaga maupun material,” imbuhnya.
Kemudian, Kapolres Pekalongan Kota mengerahkan jajarannya untuk membantu merehab rumah tersebut. “Semoga ini bisa memelopori kegiatan-kegiatan serupa pada masa-masa mendatang,” sambung Agus Riyanto.
Secara simbolis, acara bedah rumah dilakukan mulai Sabtu (28/2) pagi, ditandai dengan penyerahan bantuan material secara simbolis oleh Kapolres kepada warga penerima manfaat. Disaksikan pula oleh koordinator dan anggota BKM setempat serta seorang anggota Babinsa dari Koramil Buaran.
Setelah itu, puluhan anggota Polres Pekalongan Kota, anggota Polsek Buaran, warga setempat, dan satu anggota TNI langsung bergotong royong membongkar bangunan lama rumah milik Utik.
Koordinator BKM Mandiri Kelurahan Bligo Kecamatan Buarab, Dwi Kurniawan, menyatakan bahwa program bedah rumah itu sudah diprogramkan sejak tahun 2014. “Kita telah mendata rumah tidak layak huni milik warga untuk direhab. Salah satunya rumah milik ibu Utik ini,” katanya, didampingi Faskel Tehnik, Hendra, serta relawan BKM setempat, Sudirman.
Pihaknya bersyukur, ada bantuan tenaga dan material dari Polsek Buaran dan Polres Pekalongan Kota. Sebelumnya, dari BKM hanya bisa menganggarkan Rp 8,5 juta untuk bedah rumah itu. “Perinciannya, untuk material Rp 6,5 juta dan tenaga kerja Rp 2 juta,” tuturnya.
Dengan adanya bantuan tenaga dan material dari Polres, maka pendanaan bisa lebih ringan. Kegiatan bedah rumah juga bisa lebih cepat selesai. “Alhamdulillah dari kepolisian memberi bantuan. Tadinya kita rencanakan kegiatan akan berlangsung selama 10 hari ke depan. Namun dengan adanya tambahan tenaga puluhan anggota polisi seperti ini, mungkin akan selesai lebih cepat,” ujarnya.
Diharapkan, adanya bantuan bedah rumah seperti itu bisa dirasakan manfaatnya secara nyata oleh warga yang bersangkutan. “Harapannya, rumah tersebut bisa lebih layak huni, sehat, dan nyaman,” jelasnya.(radar)