
Kapal paralon karya putra Pekalongan tersebut, merupakan yang pertama di Indonesia. M Nasir mengapresiasi dibuatnya kapal paralon tersebut. Dia berharap, kapal karya Agus Triharsito, dapat digunakan nelayan di Indonesia. Launching kapal paralon ditandai dengan penyematan nama kapal oleh M Nasir. Kapal sendiri diberi nama ‘Baruna Fishtama’.
Dalam kesempatan tersebut, juga dicanangkan Gerakan Melek Maritim, ditandai dengan pelepasan balon udara.
Hadir unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), Kapolres Pekalongan Kota AKBP Luthfie Sulistiawan, Dandim 0710 Pekalongan, Rektol Unikal, Dekan Fakultas Teknik Jurusan Perkapalan Undip, dan mitra kerja PT Barokah Marine lainnya.
M Nasir menyatakan, kapal paralon karya PT Barokah Marine, merupakan yang pertama kali di Indonesia. Pihaknya mengapresiasi karya anak bangsa tersebut.
Sekarang ini, kata dia, merupakan era kompetitif dan persaingan. Maka, dibutuhkan kualitas, efisien dibanding dengan kapal-kapal lainnya. “Kita siap mengawal sertifikasi, sekaligus memasarkan kapal paralon dimaksud. Harapannya, kapal paralon tidak hanya digunakan bagi nelayan dalam negeri saja, tetapi dapat ekspor,” ujar M Nasir, yang juga mantan Rektor Undip Semarang, disela-sela melaunching kapal paralon tersebut di galangan kapal PT Barokah Marine.
Dikatakan, terkait sertifikasi kapal, akan dikomunikasikan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Menurutnya, adanya kapal paralon, diharapkan dapat mendukung poros maritim yang saat ini tengah digalakan oleh pemerintah. “Poros Maritim dimulai dari Pekalongan. Pekalongan untuk Indonesia dan dunia,” ujar M Nasir.
Dalam kunjungannya kemarin, M Nasir berkeliling galangan dan melihat langsung produk kapal paralon dimaksud. Sementara, Wali Kota Pekalongan Alf Arslan Djunaid menyatakan, Pemkot Pekalongan akan terus mendorong program kemaritiman. Salah satunya dibuatnya kapal paralon hasil karya PT Barokah Marine di Pekalongan. “Karya anak negeri untuk kejayaan maritim, menuju kemandirian bangsa,” ujarnya.
Direktur Utama PT Barokah Marine, Agus Triharsito mengatakan, dibanding dengan kapal kayu, kapal paralon harganya relatif lebih murah. Kemudian, lebih ringan, hemat bahan bakar, manuver cepat serta ramah lingkungan. Kapal paralon tersebut, bisa memuat 4-5 ton. “Untuk sertifikasi kapal sendiri masih jalan. Kami menggandeng Undip,” terang Agus Triharsito.(kus-SM)
[Widodo – Pekalongan Kota]