Tribratanewspekalongankota.com, Kota Pekalongan – Kepolisian Resor Pekalongan Kota menghimbau kepada warga Kota Pekalongan agar tak ikut serta terkait aksi bela Rohingnya yang rencananya akan digelar di Candi Borobudur hari Jumat (8/9). Hal itu terkait lokasi yang merupakan tempat ibadah dan wisata.
Apalagi, elemen tokoh masyarakat Kota Pekalongan dari Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) Kota Pekalongan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan serta Kapolres Pekalongan Kota AKBP Enriko Sugiharto Silalahi telah menyatakan sikapnya dan menghimbau untuk tidak ikut serta terkait aksi bela Rohingnya. pernyataan sikap tersebut dilakukan di studio 1 Batik TV dan nantinya akan ditayangkan melalui mediat TV lokal. Senin (4/9).
Kapolres Pekalongan Kota AKBP Enriko Sugiharto Silalahi mengatakan, sudah ada undang-undang tentang penyampaian pendapat yang melarang melakukan aksi di tempat ibadah. Selain itu Polda Jateng sampai saat ini belum mengeluarkan ijin terkait aksi di Borobudur juga merupakan cagar budaya dan tempat pariwisata.
“Apalagi Candi Borobudur bukan saja tempat ibadah agama Budha, tapi menjadi aset nasional, bahkan jadi cagar budaya dunia yang harus kita jaga,” kata AKBP Enriko, Senin (4/9).
Perlu diketahui, konflik etnis Rohingnya bukan merupakan konflik agama, tapi merupakan tragedi kemanusiaan.
Kapolres juga menyarankan aksi dilakukan di daerah masing-masing dengan bentuk aksi nyata seperti dengan menggelar doa bersama di masing-masing Masjid untuk keselamatan dan kesehatan umat Muslim yg berada di rohingnya serta penggalangan dana maupun bantuan untuk Rohingnya. Lagi pula pemerintah Indonesia sudah beraksi dengan mengirimkan menteri luar negeri.
“Silahkan kalau aksi dilakukan di masing-masing kota dengan penggalangan dana, bantuan untuk korban pelanggaran kemanusiaan Rohingnya,” ujarnya.
AKBP Enriko menambahkan, Candi Borobudur tidak memiliki keterkaitan apapun dengan Myanmar sehingga tidak relevan jika solidaritas Rohingya dilakukan di Candi peninggalan dinasti Syailendra tersebut.
Polisi khawatir aksi tersebut justru akan mengganggu ketertiban umum dan mendapat reaksi penolakan dari masyarakat sekitar yang menggantungkan hidupnya dengan mencari nafkah di kawasan Candi Borobudur.
Selain itu, Ketua FKUB Kota Pekalongan KH Ahmad Marzuki menerangkan, agar Umat Muslim jangan terpancing isu-isu di media sosial yang belum tentu kebenarannya. “Kita harus bisa menyikapi dengan bijak terkait isu-isu yang beredar di media sosial.”
“Mari kita semua Umat Muslim untuk mendoakan saudara kita Muslim Rohingya di Myanmar agar segera cepat terselesaikan kasus kekerasan yang menimpa,” tandasnya.
sementara, Ketua Walubi Kota Pekalongan Heru Wibawanto menambahkan, Kami sebagai umat Budha mengutuk keras terkait peristiwa kekerasan etnis Rohingya di Myanmar, kami mengharap agar Pemerintah Myanmar segera mengambil sikap untuk menuntaskan kekerasan pada etnis Rohingya di Myanmar.
“Kami mengharapkan agar Pemerintah Myanmar dapat menghentikan kekerasan terhadap Muslim Rohingya karena Budha mengajarkan kasih sayang dan kedamaian,” tutupnya.
Untuk diketahui, rencana aksi bela Rohingnya tersebar melalui pesan berantai jejaring medsos dengan mencantumkan sejumlah organisasi masyarakat dari berbagai daerah.
[Humas Polres Pekalongan Kota]